Kualitas Seorang Pencinta Rimba ”Bukan” Dipatok Dari Jumlah Rimba yang Dijajaki.
Ilustrasi Pendaki Gunung(kompas)
Come ON..Santuy aja apabila hadir gak percaya diri jika diri kita kurang
banyak memiliki riwayat mendaki, karena sebenarnya diri kita lebih bagus
disebabkan cinta kepada Rimba mu yang sangat loyal.
Kualitas Seorang Pencinta Rimba ”Bukan” Dipatok Dari Jumlah Rimba yang Dijajaki.
Banyak Pejelajah pemula yang mengaku lebih gak PEDE dengan berbagai alibi
dalam diri mereka. lebih-lebih lagi saat harus memberitahu seberapa banyak
Rimba yang telah mereka daki. Menurut saya sih itu tidaklah hal yang penting
untuk mengukur kamu Pendaki berkualitas atau bukan.
Menurutmu, jumlah Rimba yang pernah Kamu jelajahi itu penting apa belum
sih? Menurutmu, Naon yang bisa disombongka berdasarkan sejumlah Rimba yang
pernah Kamu jelajahi? Saya juga bisa belum tahu jawabannya bila wajib
menanggapi hal-hal seumpama itu.
Meskipun menurut kenyataan, besaran akan sering kalah sama bobot. Jadi,
hemat saya seberapapun Rimba yang Kamu jelajahi itu, tidak menggaransi bobotmu
laksana ‘ Pendaki Rimba’ lebih bagus
dibanding mereka yang tidak sama sekali mengarungi Rimba.
Mendaki Sering, Tapi Nyampah DiMana-Mana.
Faktanya, mayoritas warga seyogyanya mengukur kelihaian menjajaki ini
dari seberapa banyak menjajaki yang mereka lintasi. Namun, apa dampaknya bagi
Gunung, jika mereka seorang Perindu Gunung ini gawenya hanya {nyampah|buang
sampah dimana-mana waktu menjajaki? Gunung yang indah akan terkotori
membludaknya sampah selanjutnya generasi kita tidak mungkin merasakan dapat
menatapi keelokannya. nggak ada yang mungkin kepengen bila diminta untuk
memilih ini bukan?
Semua orang tidak mau penutup yang sengsara, Alam wajib terus dijaga
supaya selalu asri seiring populasi yang terus naik. tidak menurun, apalagi
hilang. Kamu gak usah malu menjadi bagian Petualang yang jarang menjelajahi,
yang seharunya Kamu dalam bagian Petualang
yang tetap mencintai Alam, ini minimal cukup supaya menjadikan hidupmu
bermakna, kok.!!!
Lebih Bagus Gak Selalu Mendaki Gunung,, Namun Memilliki Kaliber Diri
Pendapat saya ya gak usah gembar-gembor kegiatan mendaki, tidak mayoritas
pecinta memiliki kaliber diri untuk berprilaku kebaikan kepada Gunung. Yang
sebaiknya di diumumkan itu bagaimana langkah menjaga Gunung, (bukan|jangan}
berbondong-bondong mencari keindahan, menginjak-injak tumbuhan, membuang bendan
tak berguna tidak pada tempatnya, membunuh kelompok para satwa Gunung tiada
memperhatikan dampaknya.
selanjutnya siapa yang akan dihukum jika telah kayak ini? Kamu yang
jarang melintasi Alam tepatnya juga akan terseret disalahkan dalam masalah ini
bukan? untuk nama kerusakan Alam, lalu buat apa menggadang-gandang jumlah Alam
yang Kamu daki? Tidak faedah bukan?
Ngapain Sih Tujuanmu Melintasi? Foto-Foto? Refreshing ? follower ?
Setiap orang memiliki tujuannya masing-masing saat memutuskan untuk
menjelajahi Rimba. Bagi saya, menjelajahi Rimba haruslah memiliki tujuan, lalu
buat apa menjelajahi Rimba kemana-mana namun tidak pernah ada tujuan dari
ekspedisi jauh menghadang matahari dan hujan saat menjelajahi Rimba.
Apa yang Kamu lakukan hanya mungkin berbuah percuma saat Kamu tidak tahu
hal sebenarnya tujuanmu menjelajahi Rimba. {Yang jelas|Pastinya|Tentunya,
foto-foto cantik atau ikut-ikutan itu tidaklah suatu tujuan. Jangan sampai Kamu
hanya mau ikut-ikutan kawan-kawan menjelajahi mu, kamu dapat menyesal karena
Kamu sebatas akan memperoleh kaki yang pegal dan perut lapar.
Lakukan!! Perhatikan lagi, goal menjelajahi itu apa. Gak masalah Kamu
cuman menjelajahi di beberapa Hutan, yang pasti goalmu selama menjelajahi Hutan
itu memiliki goal yang terencana bukan sebatas guna selfie.
Apa yang Sudah Kamu Lakukan Terhadap Hutan Selama Kamu Melintasi
Hutan?
Akar dari ‘apa yang telah Kamu perbuat’ sebenarnya adalah berawal dari
targer Kamu mendaki. Jangan bingung ketika saya membahas sumber ini. Jangan
berlebihan bawa perasaan dan murung jika Kamu tak sempat berbuat apa-apa selama
sejarah mendaki. Melangkahlah kedepan dan perbaiki diri menjadi penjelajah yang
lebih dewasa, ciptakan hal-hal yang lebih berarti dalam dunia pendakian mu.
Bilamana|Bila} sejauh ini mendaki cuman untuk hura-hura dengan kawan,
serta foto-foto bersamaan, berbesar harilah dirimu, manusia memang tempat
salah. anak kecil juga belajar untuk berjalan, Kamu tidak usah sedih memikirkan
hal-hal yang telah Kamu perbuat kepada Alam selama ini. Belajarlah bertahap
menyukai Alam maka Kamu akan tahu hal-hal yang sepatutnya Kamu perbuat
sepanjang ini.
Tidak Masalah Rimba yang Kamu daki Sedikit, yang Penting Jumlah
Kesukaan Rimba-mu Sangatlah Banyak
Terakhir.., Kamu tidak harus gak PEDE menjadi penjelajah yang memiliki
pengalaman melintasi Rimba yang tidak
banyak selama karir melintasi mu. Jangan membuat berfikir bila kamu bukan anak
Rimba sejati. Penilaian penjelajah sejati itu bukan hanya berkenaan banyak Rimba yang Kamu daki, sebaliknya
seberapa besar kesetiaanmu melestarikan alam disekitar